Senin, 25 November 2013

Jurnal Locus of Control Terhadap Prestasi Belajar



JURNAL (ARTIKEL)
Tugas IV
(Diajukan untuk memenuhi tugas metodologi penelitian sains)
Dosen  :
Prof. Drs.Manihar Situmorang, M.Sc,Ph.D


Di susun Oleh            :
Emmi juwita siregar
8126141004
PROGRAM PASCA SARJANA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013


HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA
Emmi Juwita Siregar*
*Guru Kimia Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang, Jl.Veteran Pasar V Helvetia, Sumatera Utara, Indonesia
  #1Program Magister Pendidikan Kimia, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar,Pasar  Medan Estate 20221, e-mail: emmijuwitas@ymail.com
Abstrak
            Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sumber kontrol (locus of control) dengan prestasi belajar kimia siswa Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi dengan uji korelasi. Sampel yang diambil adalah siswa kelas XI Listik dipilih secara acak. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk mengetahui data locus of control siswa dan perangkat tes berbentuk pilihan ganda untuk memperoleh informasi kemampuan prestasi belajar kimia siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara locus of control  terhadap prestasi belajar kimia, hal ini tampak dari koefisien korelasi yang didapat sebesar 0,6331. Besarnya  kontribusi dapat dilihat dari koefisien determnasi yaitu 0,4008 atau sebesar 40,08%.  Hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa thitung = 4,4043 dan ttabel = 2,04 (thitung > ttabel), hal ni menunjukkan bahwa ada hubungan antara Locus of Control  dengan prestasi belajar kimia siswa Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa prestasi belajar kimia siswa yg memiliki locus of control internal lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar kimia siswa yang memilki locus of control eksternal.
Kata Kunci:   locus of control, locus of control internal, locus of control eksternal, prestasi belajar, siswa SMK.
Pendahuluan
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Keberhasilan belajar tergantung kepada bermacam-macam faktor.
Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: (1) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial, yang terdiri dari: faktor keluarga, guru, cara mengajar, alat yang digunakan dalam mengajar,lingkungan dan kesempatan, dan (2) faktor yang ada pada diri orang itu sendiri yang disebut faktor individual, yang terdiri dari kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
Menurut Soemanto (2003) faktor-faktor penting dari kepribadian dan motivasi yang mempengaruhi tingkah laku anak di kelas dan mempengaruhi keberhasilan dalam situasi belajar, yaitu konsep diri, locus of control, kecemasan, dan motivasi.
Locus of Control
            Locus of control menurut Rotter (dalam Lefcourt, 1982) merupakan salah satu variabel kepribadian, yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya individu mengontrol nasib (destiny) sendiri. Selanjutnya Rotter menyatakan bahwa locus of control baik internal maupun eksternal merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa reinfocement atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka.
            Menurut Larsen & Buss (2002) locus of control merupakan suatu konsep yang menunjuk pada keyakinan individu mengenai sumber kendali akan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya (action) dengan akibat/hasilnya (outcome).
            Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control adalah keyakinan seseorang akan penyebab peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, apakah berhubungan dengan perbuatan yang dilakukannya sendiri atau tidak berhubungan.
            Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994) membagi orientasi locus of control menjadi dua, yakni locus of control internal dan locus of control eksternal. Individu dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan, dan orang lain yang berkuasa.
            Sedangkan mereka yang memiliki kecenderungan orientasi kontrol eksternal adalah mereka yang secara umum menganggap bahwa reinforcement positif atau negatif  yang di terima berada di luar wilayah kontrolnya. Perbedaan dalam kecenderungan locus of control internal dan eksternal berhubungan dengan bentuk kontrol terhadap lingkungan. Individu yang berorientasi internal lebih aktif dan selalu berusaha menguasai kehidupan yang dijalaninya dibandingkan dengan individu yang berorientasi eksternal.
            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki kontrol internal lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan tersebut. Mereka berusaha untuk dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan mencari berbagai alternatif pemecahan. Sebaliknya orang-orang dengan kontrol eksternal dianggap kurang memiliki usaha untuk mencari informasi, untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang mereka hadapi.
            Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari 2 kata yakni prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil yang dicapai dan diperoleh seseorang dari aktivitas dan usahanya. Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dari aktifitas belajar kimia yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam bidang kimia.
            Oleh karena itu prestasi belajar merupakan ukuran bagi keberhasilan siswa dalam proses belajar sehingga standar berhasil atau tidaknya tujuan yang telah dibuat sesudah berlangsungnya proses belajar mengajar. Penilaian prestasi belajar dalam pelajaran biasanya ditentukan hasilnya melalui angka atau pernyataan singkat. Oleh karena itu seseorang siswa yang mempunyai nilai baik disebut berprestasi baik dan sebaliknya bila nilai itu buruk disebut berprestasi rendah.
Metode Penelitian
      Sebagai populasi adalah siswa kelas XI Listik  Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia yang terdiri dari 4 kelas. Sampel satu kelas yang dipilih secara acak yaitu kelas kelas XI Listik , yaitu sebanyak 31 siswa. Alat pengumpul data adalah tes prestasi belajar (soal-soal kimia berbentuk pilihan berganda). Alat yang digunakan untuk mengukur data locus of control siswa adalah angket sebanyak 26 butir pernyataan. Dimana 13 butir pernyataan untuk mengetahui locus of control internal yang dibatasi pada usaha, kemampuan, dan minat siswa. Serta 13 butir pernyataan untuk mengetahui locus of control eksternal yang dibatasi pada nasib, keberuntungan, sosial ekonomi, pengaruh orang lain. Dengan 5 pilihan jawaban, yaitu: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), N (Netral), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Untuk menghindari streotip jawaban, sebagian dari angket perlu dibuat arah favorabel (yang memihak pada objek ukur) dan sebagian lagi dibuat dalam arah tidak favorabel (Azwar,S, 2002).
      Prosedur penelitian meliputi penyusunan instrumen, pemberian angket dan tes prestasi belajar, serta melakukan analisis data. Penyusunan tes prestassi belajar dilakukan mengikuti GBPP mata pelajaran kimia SMK kelas XI yang diambil dari semester 2. Jenis tes yang digunakan berbentuk tes objektif sebanyak 40 soal dengan 5 pilihan jawaban: a, b, c, d, dan e. Untuk pemberian skor pada tes prestasi belajar kimia didasarkan pada ketentuan yaitu jika jawaban siswa benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0. Pemberian skor angket locus of control internal dalam arah favorabel yaitu: SS diberi 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 2, STS diberi nilai 1. Pemberian skor angket dalam arah tidak favorabel yaitu: SS diberi 1, S diberi nilai 2, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 4, STS diberi nilai 5. Pemberian skor angket locus of control eksternal dalam arah favorabel yaitu: SS diberi 1, S diberi nilai 2, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 4, STS diberi   nilai 5. Pemberian skor angket dalam arah tidak favorabel yaitu: SS diberi 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 2, STS diberi nilai 1. Data berupa prestasi belajar dan Locus of Control diolah secara statistik menggunakan EXCEL soft ware untuk penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
Normalitas dan Korelasi Data
            Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang. Data penelitian ini mencakup dua variabel yaitu variabel locus of control internal dan eksternal sebagai variabel bebas, dan variabel prestasi belajar kimia siswa sebagai variabel terikat. Instrumen yang digunakan untuk melihat hubungan antara X (variabel bebas) dengan Y (variabel terikat) adalah angket locus of control dan tes prestasi belajar kimia siswa.
            Untuk melihat hubungan locus of control terhadap prestasi belajar kimia siswa, dilakukan uji statistik dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas sebagai prasyarat untuk uji korelasi. Hasil perhitungan uji kenormalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Kenormalan
No
Data
Dk
*Lo
L
Status
1.
Angket
Locus of control internal
Locus of control eksternal

31
31

0,0930
0,1535

0,1591
0,1591

Normal
Normal
2.
Prestasi belajar kimia
31
0,1170
0,1591
Normal

            Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk data angket locus of control dengan dk 31 dan α = 5% didapat Ltabel = 0,1591 sedangkan nilai Lhitung untuk locus of control internal = 0,0930 dan Lhitung untuk locus of control eksternal = 0,1535. Karena Lo < Ltabel, maka data angket teruji memenuhi asumsi kenormalan. Selanjutnya, data prestasi belajar kimia siswa dengan dk 31 dan α = 5% didapat Ltabel = 0,1591 sedangkan nilai Lhitung = 0,1170. Karena Lo < Ltabel, maka data prestasi belajar kimia teruji memenuhi asumsi kenormalan.
            Korelasi antara locus of control dengan prestasi belajar kimia siswa diperoleh dari harga-harga koefisien korelasi antara locus of control internal (X1) dan locus of control eksternal (X2) dengan prestasi belajar kimia siswa (Y) dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Biseri dan Koefisien Determinasi
Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Kimia Siawa
Koefisien korelasi biseri (rb)
Locus of Control Internal
Locus of Control Eksternal
70 ± 12,5623
52,75 ± 17,3125
0,6331

            Besarnya kontribusi locus of control terhadap prestasi belajar kimia siswa ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r2) = 0,4008 atau sebesar 40,08%.         
            Uji independen dari perhitungan didapat sebesar 4,4043 sedangkan pada taraf α = 5%, dk = 29 dan t0,975 diperoleh 2,04. Ternyata thitung lebih besar dari t tabel yang artinya ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan prestasi belajar kimia siswa.
Nilai Prestasi Belajar Kimia Berdasarkan Locus of Control
            Menurut para ahli locus of control siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individual dan sosial. Faktor sosial mencakup faktor keluarga, guru, cara mengajar, alat yang digunakan dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan. (Suparno, 2000). Faktor individual mencakup konsep diri, dan kecemasan. Ternyata berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa locus of control juga menentukan keberhasilan belajar siswa.
            Pada penelitian ini locus of control siswa dibandingkan berdasarkan prestasi belajarnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 4.2.1. Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Kimia Berdasarkan Locus of Control Internal dan
                     Eksternal

Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Kimia Siswa


Uji t


Ket
Locus of Control Internal
Locus of Control Eksternal
70 ± 12,5623
52,75 ± 17,3125
3,1137 ≥ 1,7643
Perbedaan signifikan

            Berdasarkan tabel di atas hasil uji t diperoleh thitung lebih besar dari ttabel, maka Ha diterima, berarti bahwa prestasi belajar kimia siswa yang memiliki locus of control internal lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar kimia siswa yang memiliki locus of control eksternal. Locus of control internal adalah keyakinan seseorang bahwa mereka memiliki kendali terhadap hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan mereka, keberhasilan atau kegagalan tergantung pada usaha mereka sendiri atau dengan kata lain, mereka  yakin bahwa kendali dari kehidupan mereka berada di tangan mereka sendiri. Sedangkan locus of control eksternal memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi, keberhasilan maupun kegagalan disebabkan oleh kekuatan unsur-unsur luar atau kondisi-kondisi yang tidak dapat dikendalikan atau dikuasainya.
            Hal ini sesuai dengan pendapat Silitonga (2000), siswa yang memiliki locus of control eksternal, beranggapan bahwa ia tidak bisa berbuat banyak untuk memperbaiki hidupnya, karena tergantung pada nasib, keberuntungan atau kekuatan-kekuatan lain di luar kuasa dirinya sendiri. Sebaliknya siswa yang memiliki locus of control internal mempunyai keyakinan bahwa dirinya dapat berbuat banyak untuk mengontrol peristiwa-peristiwa dan hasil-hasil sesuai dengan kehendaknya.
            Begitu juga dengan pendapat Panjaitan (1999), siswa yang memiliki locus of control internal cenderung lebih aktif mencari, mengolah dan memanfaatkan berbagai informasi, serta memiliki keinginan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, selanjutnya siswa yang memiliki locus of control eksternal kurang memiliki keinginan untuk mencapai berbagai informasi untuk menyelesaikan soal-soal, kurang ingin melatih diri dalam belajar jika tidak disuruh/dimotivasi oleh guru atau orang tua, begitu pula dalam mengerjakan tugas atau soal-soal. Oleh karena itu, siswa yang memiliki locus of control internal memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki locus of control eksternal.
Kesimpulan dan Saran
            Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara locus of control dengan prestasi belajar kimia siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang, artinya prestasi belajar kimia siswa yang memiliki locus of control internal lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar kimia siswa yang memiliki locus of control eksternal. Besarnya kontribusi locus of control terhadap prestasi belajar kimia siswa adalah 40,08%. Diharapkan guru kimia hendaknya memperhatikan locus of control siswa dalam menilai prestasi belajar kimia siswa.
Ucapan Terimakasih                                       
            Ucapan terima kasih disampaikan kepada DP3M Dikti Depdiknas yang mendanai penelitian dan Lembaga Penelitian UNIMED yang telah memberi ijin penelitian. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak H.Purwanto,M.Pd Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang yang sudah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, Saifuddin., (2002), Penyusunan skala psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Crider, A, B., (1983), Psychology, Illinois: Scott, Foresman and Company.

Davidoff, LL., (1988), Psikologi Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

Larsen, R. J., Buss, D. M., (2002). Personality Psychology: Domains of knowledge about human nature (International Edition), The McGraw-Hill, New York.

Lefcourt, H. M., (1982), Locus of control: Current trends in theory and research, Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Panjaitan, Binsar., (1999). Pengaruh Interaktif Antara Penggunaan Hirarki Belajar Dan Locus Of Control Pebelajar Terhadap Hasil Belajar Matematika, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Nomor 1 Volume 6, Lembaga Penelitian Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Medan.

Schultz, D., Schultz S. Y., (1994). Theories of personality (5th ed), Belmount, Brooks/Cole Publishing Company, California.

Silitonga, Sortha., (2000), Hubungan Antara Empati Terhadap Orang Lain dan Internalitas Sumber Kontrol Dengan Prestasi Belajar Reading Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris FPBS IKIP Medan, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Nomor 1 Volume 7, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, Medan.
Soemanto, Wasti., (2003). Psikologi Pendidikan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Suryabrata, Sumadi., (1998), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Syah, Muhibbin., (2003). Psikologi Belajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

1 komentar:

  1. The Merkur Futur Safety Razor with Three Handle and Extra
    Merkur Futur 인카지노 Safety 메리트 카지노 주소 Razor with Three Handle and Extra Long Handle - $47.00 - $45.00. Description. This razor features a straight, three piece kadangpintar design with an extra

    BalasHapus