JURNAL (ARTIKEL)
Tugas IV
(Diajukan untuk memenuhi tugas metodologi penelitian sains)
Dosen :
Prof. Drs.Manihar Situmorang, M.Sc,Ph.D
Di susun Oleh :
Emmi juwita siregar
8126141004
PROGRAM PASCA SARJANA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRESTASI
BELAJAR KIMIA SISWA
Emmi Juwita Siregar*
*Guru Kimia Sekolah Menengah Kejuruan Swasta
Sinar Husni Deli Serdang, Jl.Veteran Pasar V Helvetia, Sumatera Utara,
Indonesia
#1Program Magister Pendidikan Kimia, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, Jl. Willem Iskandar,Pasar Medan
Estate 20221, e-mail: emmijuwitas@ymail.com
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sumber kontrol (locus of control) dengan prestasi
belajar kimia siswa Sekolah
Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi
dengan uji korelasi. Sampel yang diambil adalah siswa kelas XI
Listik dipilih
secara acak. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk mengetahui data locus of control siswa dan perangkat tes
berbentuk pilihan ganda untuk memperoleh informasi kemampuan prestasi belajar
kimia siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara locus of control terhadap prestasi belajar kimia, hal ini
tampak dari koefisien korelasi yang didapat sebesar 0,6331. Besarnya kontribusi dapat dilihat dari koefisien
determnasi yaitu 0,4008 atau sebesar 40,08%.
Hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa thitung = 4,4043
dan ttabel = 2,04 (thitung > ttabel), hal
ni menunjukkan bahwa ada hubungan antara Locus
of Control dengan prestasi belajar
kimia siswa Sekolah
Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
prestasi belajar kimia siswa yg memiliki locus
of control internal lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar kimia siswa
yang memilki locus of control
eksternal.
Kata Kunci: locus
of control, locus of control internal, locus of control eksternal, prestasi
belajar, siswa SMK.
Pendahuluan
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.
Keberhasilan belajar tergantung kepada bermacam-macam faktor.
Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu: (1) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor
sosial, yang terdiri dari: faktor keluarga, guru, cara mengajar, alat yang
digunakan dalam mengajar,lingkungan dan kesempatan, dan (2) faktor yang ada
pada diri orang itu sendiri yang disebut faktor individual, yang terdiri dari
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
Menurut Soemanto (2003) faktor-faktor penting
dari kepribadian dan motivasi yang mempengaruhi tingkah laku anak di kelas dan
mempengaruhi keberhasilan dalam situasi belajar, yaitu konsep diri, locus of control, kecemasan, dan
motivasi.
Locus of Control
Locus of control menurut
Rotter (dalam Lefcourt, 1982) merupakan salah satu
variabel kepribadian, yang didefinisikan sebagai keyakinan individu
terhadap mampu tidaknya individu mengontrol nasib (destiny) sendiri.
Selanjutnya Rotter menyatakan bahwa locus of control baik internal
maupun eksternal merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa reinfocement
atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri
atau karakteristik personal mereka.
Menurut
Larsen & Buss (2002) locus of control merupakan suatu konsep yang
menunjuk pada keyakinan individu mengenai sumber kendali akan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control
menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang
dilakukannya (action) dengan akibat/hasilnya (outcome).
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control adalah keyakinan seseorang akan penyebab
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, apakah berhubungan dengan
perbuatan yang dilakukannya sendiri atau tidak berhubungan.
Rotter
(dalam Schultz & Schultz 1994) membagi orientasi locus of control menjadi
dua, yakni locus of control internal dan locus of control eksternal.
Individu dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa
ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort)
lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Sedangkan individu
yang memiliki locus of control eksternal cenderung menganggap bahwa
hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti
nasib, takdir, keberuntungan, dan orang lain yang berkuasa.
Sedangkan
mereka yang memiliki kecenderungan orientasi kontrol eksternal adalah mereka
yang secara umum menganggap bahwa reinforcement
positif atau negatif yang di terima
berada di luar wilayah kontrolnya. Perbedaan dalam kecenderungan locus of control internal dan eksternal
berhubungan dengan bentuk kontrol terhadap lingkungan. Individu yang
berorientasi internal lebih aktif dan selalu berusaha menguasai kehidupan yang
dijalaninya dibandingkan dengan individu yang berorientasi eksternal.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki kontrol internal lebih
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan yang terjadi dalam
lingkungan tersebut. Mereka berusaha untuk dapat mengatasi masalah yang mereka
hadapi dengan mencari berbagai alternatif pemecahan. Sebaliknya orang-orang
dengan kontrol eksternal dianggap kurang memiliki usaha untuk mencari
informasi, untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang mereka hadapi.
Prestasi
belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari 2 kata yakni prestasi dan
belajar. Prestasi adalah hasil yang dicapai dan diperoleh seseorang dari
aktivitas dan usahanya. Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dari aktifitas belajar kimia
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam bidang kimia.
Oleh
karena itu prestasi belajar merupakan ukuran bagi keberhasilan siswa dalam
proses belajar sehingga standar berhasil atau tidaknya tujuan yang telah dibuat
sesudah berlangsungnya proses belajar mengajar. Penilaian prestasi belajar
dalam pelajaran biasanya ditentukan hasilnya melalui angka atau pernyataan
singkat. Oleh karena itu seseorang siswa yang mempunyai nilai baik disebut
berprestasi baik dan sebaliknya bila nilai itu buruk disebut berprestasi rendah.
Metode Penelitian
Sebagai
populasi adalah siswa kelas XI Listik Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli
Serdang, Sumatera Utara, Indonesia yang terdiri
dari 4 kelas. Sampel satu kelas yang dipilih secara acak yaitu kelas kelas XI
Listik , yaitu sebanyak 31 siswa. Alat pengumpul data adalah tes prestasi
belajar (soal-soal kimia berbentuk pilihan berganda). Alat yang digunakan untuk
mengukur data locus of control siswa adalah
angket sebanyak 26 butir pernyataan. Dimana 13 butir pernyataan untuk
mengetahui locus of control internal
yang dibatasi pada usaha, kemampuan, dan minat siswa. Serta 13 butir pernyataan
untuk mengetahui locus of control
eksternal yang dibatasi pada nasib, keberuntungan, sosial ekonomi, pengaruh
orang lain. Dengan 5 pilihan jawaban, yaitu: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), N
(Netral), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Untuk menghindari
streotip jawaban, sebagian dari angket perlu dibuat arah favorabel (yang
memihak pada objek ukur) dan sebagian lagi dibuat dalam arah tidak favorabel
(Azwar,S, 2002).
Prosedur penelitian meliputi penyusunan
instrumen, pemberian angket dan tes prestasi belajar, serta melakukan analisis
data. Penyusunan tes prestassi belajar dilakukan mengikuti GBPP mata pelajaran
kimia SMK kelas XI yang diambil dari semester 2. Jenis tes yang digunakan
berbentuk tes objektif sebanyak 40 soal dengan 5 pilihan jawaban: a, b, c, d,
dan e. Untuk pemberian skor pada tes prestasi belajar kimia didasarkan
pada ketentuan yaitu jika jawaban siswa benar diberi skor 1 dan jika jawaban
salah diberi skor 0. Pemberian skor angket locus of control internal
dalam arah favorabel yaitu: SS diberi 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS
diberi nilai 2, STS diberi nilai 1. Pemberian skor angket dalam arah tidak
favorabel yaitu: SS diberi 1, S diberi nilai 2, N diberi nilai 3, TS diberi
nilai 4, STS diberi nilai 5. Pemberian skor angket locus of control eksternal
dalam arah favorabel yaitu: SS diberi 1, S diberi nilai 2, N diberi nilai 3, TS
diberi nilai 4, STS diberi nilai 5. Pemberian skor angket dalam arah
tidak favorabel yaitu: SS diberi 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS
diberi nilai 2, STS diberi nilai 1. Data berupa prestasi belajar dan Locus of Control diolah secara statistik
menggunakan EXCEL soft ware untuk
penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
Normalitas dan Korelasi
Data
Penelitian ini
dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli Serdang. Data penelitian ini mencakup dua variabel yaitu variabel locus of control internal dan eksternal
sebagai variabel bebas, dan variabel prestasi belajar kimia siswa sebagai
variabel terikat. Instrumen yang digunakan untuk melihat hubungan antara X
(variabel bebas) dengan Y (variabel terikat) adalah angket locus of control dan tes prestasi belajar kimia siswa.
Untuk melihat
hubungan locus of control terhadap
prestasi belajar kimia siswa, dilakukan uji statistik dengan terlebih dahulu
melakukan uji normalitas sebagai prasyarat untuk uji korelasi. Hasil
perhitungan uji kenormalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Kenormalan
No
|
Data
|
Dk
|
*Lo
|
L
|
Status
|
1.
|
Angket
Locus of
control internal
Locus of
control eksternal
|
31
31
|
0,0930
0,1535
|
0,1591
0,1591
|
Normal
Normal
|
2.
|
Prestasi belajar kimia
|
31
|
0,1170
|
0,1591
|
Normal
|
Berdasarkan tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa untuk data angket locus of control dengan dk 31 dan α = 5% didapat Ltabel
= 0,1591 sedangkan nilai Lhitung untuk locus of control internal = 0,0930 dan Lhitung untuk locus of control eksternal = 0,1535.
Karena Lo < Ltabel, maka data angket teruji memenuhi asumsi
kenormalan. Selanjutnya, data prestasi belajar kimia siswa dengan dk 31 dan α =
5% didapat Ltabel = 0,1591 sedangkan nilai Lhitung =
0,1170. Karena Lo < Ltabel, maka data prestasi belajar kimia
teruji memenuhi asumsi kenormalan.
Korelasi antara locus of control dengan prestasi belajar
kimia siswa diperoleh dari harga-harga koefisien korelasi antara locus of control internal (X1)
dan locus of control eksternal (X2)
dengan prestasi belajar kimia siswa (Y) dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Biseri dan Koefisien
Determinasi
Nilai
Rata-rata Prestasi Belajar Kimia Siawa
|
Koefisien
korelasi biseri (rb)
|
|
Locus of Control Internal
|
Locus of Control Eksternal
|
|
70 ± 12,5623
|
52,75 ± 17,3125
|
0,6331
|
Besarnya
kontribusi locus of control terhadap
prestasi belajar kimia siswa ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r2)
= 0,4008 atau sebesar 40,08%.
Uji independen
dari perhitungan didapat sebesar 4,4043 sedangkan pada taraf α = 5%, dk = 29
dan t0,975 diperoleh 2,04. Ternyata thitung lebih besar
dari t tabel yang artinya ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan prestasi belajar
kimia siswa.
Nilai Prestasi Belajar Kimia Berdasarkan
Locus of Control
Menurut para ahli
locus of control siswa dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor individual dan sosial. Faktor sosial mencakup
faktor keluarga, guru, cara mengajar, alat yang digunakan dalam mengajar,
lingkungan dan kesempatan. (Suparno, 2000). Faktor individual mencakup konsep
diri, dan kecemasan. Ternyata berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa
locus of control juga menentukan
keberhasilan belajar siswa.
Pada penelitian
ini locus of control siswa
dibandingkan berdasarkan prestasi belajarnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel
3.
Tabel
4.2.1. Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Kimia Berdasarkan Locus of Control Internal dan
Eksternal
Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Kimia
Siswa
|
Uji t
|
Ket
|
|
Locus of
Control Internal
|
Locus of
Control Eksternal
|
||
70 ± 12,5623
|
52,75 ± 17,3125
|
3,1137 ≥ 1,7643
|
Perbedaan signifikan
|
Berdasarkan tabel
di atas hasil uji t diperoleh thitung lebih besar dari ttabel,
maka Ha diterima, berarti bahwa prestasi belajar kimia siswa yang memiliki locus of control internal lebih tinggi
dibandingkan dengan prestasi belajar kimia siswa yang memiliki locus of control eksternal. Locus of control internal adalah
keyakinan seseorang bahwa mereka memiliki kendali terhadap hal-hal yang terjadi
di dalam kehidupan mereka, keberhasilan atau kegagalan tergantung pada usaha
mereka sendiri atau dengan kata lain, mereka
yakin bahwa kendali dari kehidupan mereka berada di tangan mereka
sendiri. Sedangkan locus of control
eksternal memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi, keberhasilan maupun
kegagalan disebabkan oleh kekuatan unsur-unsur luar atau kondisi-kondisi yang
tidak dapat dikendalikan atau dikuasainya.
Hal ini sesuai
dengan pendapat Silitonga (2000), siswa yang memiliki locus of control eksternal, beranggapan bahwa ia tidak bisa berbuat
banyak untuk memperbaiki hidupnya, karena tergantung pada nasib, keberuntungan
atau kekuatan-kekuatan lain di luar kuasa dirinya sendiri. Sebaliknya siswa
yang memiliki locus of control
internal mempunyai keyakinan bahwa dirinya dapat berbuat banyak untuk
mengontrol peristiwa-peristiwa dan hasil-hasil sesuai dengan kehendaknya.
Begitu juga
dengan pendapat Panjaitan (1999), siswa yang memiliki locus of control internal cenderung lebih aktif mencari, mengolah
dan memanfaatkan berbagai informasi, serta memiliki keinginan untuk mencapai
prestasi yang lebih tinggi, selanjutnya siswa yang memiliki locus of control eksternal kurang
memiliki keinginan untuk mencapai berbagai informasi untuk menyelesaikan
soal-soal, kurang ingin melatih diri dalam belajar jika tidak
disuruh/dimotivasi oleh guru atau orang tua, begitu pula dalam mengerjakan
tugas atau soal-soal. Oleh karena itu, siswa yang memiliki locus of control internal memiliki prestasi belajar lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang memiliki locus
of control eksternal.
Kesimpulan dan Saran
Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara locus of
control dengan prestasi belajar kimia siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli
Serdang, artinya prestasi belajar
kimia siswa yang memiliki locus of
control internal lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar kimia
siswa yang memiliki locus of control
eksternal. Besarnya kontribusi locus of
control terhadap prestasi belajar kimia siswa adalah 40,08%. Diharapkan
guru kimia hendaknya memperhatikan locus
of control siswa dalam menilai prestasi belajar kimia siswa.
Ucapan
Terimakasih
Ucapan
terima kasih disampaikan kepada DP3M Dikti Depdiknas yang mendanai penelitian
dan Lembaga Penelitian UNIMED yang telah memberi ijin penelitian. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak H.Purwanto,M.Pd Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Sinar Husni Deli
Serdang yang sudah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi.,
(2006), Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, Saifuddin., (2002),
Penyusunan skala psikologi, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Crider, A, B., (1983),
Psychology, Illinois: Scott, Foresman and Company.
Davidoff, LL., (1988),
Psikologi Suatu Pengantar, Erlangga,
Jakarta.
Larsen, R. J., Buss,
D. M., (2002). Personality Psychology: Domains of knowledge about human
nature (International Edition), The McGraw-Hill, New York.
Lefcourt, H. M., (1982), Locus
of control: Current trends in theory and research, Hillsdale, NJ: Lawrence
Erlbaum Associates.
Panjaitan, Binsar., (1999). Pengaruh
Interaktif Antara Penggunaan Hirarki Belajar Dan Locus Of Control Pebelajar
Terhadap Hasil Belajar Matematika, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Nomor 1 Volume 6, Lembaga Penelitian Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Medan.
Schultz, D., Schultz S. Y., (1994). Theories of personality (5th ed), Belmount, Brooks/Cole Publishing Company, California.
Silitonga, Sortha., (2000), Hubungan
Antara Empati Terhadap Orang Lain dan Internalitas Sumber Kontrol Dengan
Prestasi Belajar Reading Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris FPBS IKIP Medan,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Nomor 1 Volume 7, Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Medan, Medan.
Soemanto, Wasti., (2003). Psikologi
Pendidikan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Suryabrata, Sumadi., (1998),
Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Syah, Muhibbin., (2003). Psikologi
Belajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
The Merkur Futur Safety Razor with Three Handle and Extra
BalasHapusMerkur Futur 인카지노 Safety 메리트 카지노 주소 Razor with Three Handle and Extra Long Handle - $47.00 - $45.00. Description. This razor features a straight, three piece kadangpintar design with an extra